Belajar Dari Alam #1 : Matahari

Manusia, makhluk hidup ciptaan-Nya yang sempurna. Memiliki jiwa dan raga serta akal pikiran. Ya, akal pikiran inilah yang membuat manusia so different dibandingkan dengan makhluk hidup lainnya. Dengan akal pikiran yang dimilikinya manusia mampu berpikir, belajar, dan bertata krama. Namun sudahkah kita sebagai manusia menggunakan akal pikiran itu secara maksimal??

Manusia belajar dari apa yang ia lihat, dengar, dan rasakan. Manusia belajar di sekolah, rumah, tempat ibadah, taman, atau dimanapun ia merasa nyaman untuk belajar. Kita melihat semuanya dengan mata biasa. Ada yang memiliki mata sipit, sayu, belo, dan lain - lain. Namun pernahkah kita melihat dengan menggunakan mata hati??

Melihat dengan menggunakan mata hati sangat berbeda dengan melihat menggunakan mata biasa. Dengan mata hati apa yang kita lihat memiliki wujud yang luar biasa. Uang jika dilihat dengan mata biasa tidak lebih dari sekedar alat transaksi. Namun jika kita melihatnya dengan menggunakan mata hati, uang bisa menjadi investasi, baik di dunia (invest, saham, dan lainnya) dan juga di akhirat (sedekah, infaq, zakat).

Sahabat, apa yang sahabat rasakan ketika melihat matahari?? Silau. Itu dengan menggunakan mata biasa. Lalu bagaimana jika kita melihat matahari dengan mata hati kita??
Menurut penulis matahari adalah salah satu benda ciptaan Allah yang paling fenomenal. Manusia tak akan mampu membuat matahari II. Bahkan untuk menciptakan sebuah bola lampu, yang dayanya hanya sepersekian dari matahari, membutuhkan waktu yg sangat lama.

Matahari terbit di ufuk timur dikala pagi hari. Lalu ia terbenam di ufuk barat dikala sore hari menjelang malam. Namun ia akan terbit lagi di keesokan harinya. Apa yang bisa kita pelajari?? Mari kita asah mata hati kita. Manusia dihadapkan pada rutinitas. Ada yang kuliah, kerja, berdagang, dan lain - lain. Ia berjuang dengan keras untuk memnuhi kebutuhan hidup dan merasakan kepuasan hidup. Manusia ingin seindah matahari ketika terbit dan sekuat sinar matahari ketika pukul 12.00 wib (penulis berada di Bandung). Namun ingat matahari ada waktunya untuk terbenam, begitu juga dengan manusia.

Manusia perlu bersimpuh, beristirahat, menenangkan diri dari kesibukan rutinitasnya. Kita tidak bisa selalu berada di dalam hingar bingar dunia yang menyilaukan mata dan memekakkan telinga. 24 jam Allah menciptakan waktu dalam sehari. Tujuh hari Allah memberikan kita waktu dalam seminggu. Luangkanlah dari waktu - waktu itu untuk membenamkan diri anda. Menenangkan jiwa dan raga serta akal pikiran anda.

Berapa lamakah kita mengingat Yang Maha Pencipta dalam sehari?? setiap sholat wajib, berarti lima kali sehari. Berapa menit anda sholat?? 5 menit, berarti 5 sholat wajib x 5 menit = 25 menit. Ya hanya 25 menit anda mengingat Yang Menciptakan anda, Yang Memberikan anda rezeki.

Ambillah waktu yang lebih lama. Gunakan untuk mengingat Allah, muhasabah (introspeksi) diri, mengingat dosa, berdoa, berpikir jernih. Tinggalkan "dunia" sejenak. Layaknya matahari, ada kalanya kita untuk terbenam. Terbenam untuk mempersiapkan diri lebih baik menatap masa yang akan datang. Toh matahari akan terbit di hari esok, begitupun dengan kita.

Mari kita melihat dengan mata hati, tidak cukup dengan mata biasa. Mari kita belajar dari alam, tidak cukup hanya dari manusia. Mari kita mendekat kepada-Nya, untuk menjadi insan yang lebih baik.

"Apakah kamu tiada mengetahui, bahwa kepada Allah bersujud apa yang ada di langit, di bumi, matahari, bulan, bintang, gunung, pohon-pohonan, binatang-binatang yang melata dan sebagian besar daripada manusia?" ( QS Al Hajj : 18 )