Ahmad Bustomi : Jangkar Timnas Indonesia

Namanya memang tidak seterang Christian Gonzales atau setenar Irfan Bachdim. Namun dengan permainan yang konsisten, agresif, dan mobilitas tinggi, Ahmad Bustomi, pemain jangkar Timnas Indonesia ini siap menjadi superstar selanjutnya.
Anda semua adalah saksi permainan Ahmad Bustomi di Piala AFF. Atau jika anda Aremania, mungkin anda sudah tahu kualitas permainan wong jombang ini. Tak kenal menyerah, pemberani, dan mampu mengalirkan bola dari belakang ke depan adalah karakter seorang AB19.
Tidak hanya saya, tapi mungkin anda juga sepakat bahwa AB19 perlu mendapatkan apresiasi lebih atas permainannya. Mungkin kalo boleh berandai - andai, MVP AFF Cup 2010 ini 'idealnya' adalah Ahmad Bustomi.

Kita doakan semoga AB19 mampu menjaga dan meningkatkan permainannya di lapangan. tidak hanya untuk tim yang dibelanya, tapi juga untuk timnas kedepannya.

Ayo Ahmad Bustomi... We are proud of you...


Nama lengkap: Ahmad Bustomi
Nama Panggilan: Tomi, Cimot
Tempat / tangal lahir: Jombang 13 Juli 1985
Orang tua: Jumari (ayah) /Sumiati (ibu)
Status: Menikah
Istri: Fina Dian Sari
Posisi: Gelandang / Deep Playmaker
twitter: @Bustomi_19

Karir Klub :


Persikoba Batu (2004)

Persema Malang (2005-2008)
Arema Malang (2008-...)

Timnas:


Indonesia (2009/2010)
 
Alhamdulillah tulisan saya ini menjadi HOT THREAD di KASKUS -> _http://www.kaskus.us/showthread.php?t=6451320

Puisi - Puisi Karya Sapardi Djoko Damono

Siapakah Sapardi Djoko Damono?? Prof.Dr. Sapardi Djoko Damono (lahir di Surakarta, 20 Maret 1940; umur 70 tahun) adalah seorang pujangga Indonesia terkemuka. Ia dikenal dari berbagai puisi-puisi yang menggunakan kata-kata sederhana, sehingga beberapa di antaranya sangat populer. 

Masa mudanya dihabiskan di Surakarta (lulus SMP Negeri 2 Surakarta tahun 1955 dan SMA Negeri 2 Surakarta tahun 1958). Pada masa ini ia sudah menulis sejumlah karya yang dikirimkan ke majalah-majalah. Kesukaannya menulis ini berkembang saat ia menempuh kuliah di bidang Bahasa Inggris di Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Sejak tahun 1974 ia mengajar di Fakultas Sastra (sekarang Fakultas Ilmu Budaya) Universitas Indonesia, namun kini telah pensiun.

Ia pernah menjadi dekan di sana dan juga menjadi guru besar. Pada masa tersebut ia juga menjadi redaktur pada majalah "Horison", "Basis", dan "Kalam". Sapardi Djoko Damono banyak menerima penghargaan. Pada tahun 1986 SDD mendapatkan anugerah SEA Write Award pada tahun 2003. Ia adalah salah seorang pendiri Yayasan Lontar.. Ia juga penerima Penghargaan Achmad Bakrie. Ia menikah dengan Wardiningsih dan dikaruniai seorang putra dan seorang putri.

Berikut adalah beberapa puisi karya beliau :

AKU INGIN

Aku ingin mencintaimu dengan sederhana
dengan kata yang tak sempat diucapkan
kayu kepada api yang menjadikannya abu

Aku ingin mencintaimu dengan sederhana
dengan isyarat yang tak sempat disampaikan
awan kepada hujan yang menjadikannya tiada



BERJALAN KE BARAT WAKTU PAGI HARI

waktu berjalan ke barat di waktu pagi hari matahari mengikutiku di belakang
aku berjalan mengikuti bayang-bayangku sendiri yang memanjang di depan
aku dan matahari tidak bertengkar tentang siapa di antara kami yang telah menciptakan bayang-bayang
aku dan bayang-bayang tidak bertengkar tentang siapa di antara kami yang harus berjalan di depan



TENTANG MATAHARI

Matahari yang di atas kepalamu itu
adalah balonan gas yang terlepas dari tanganmu
waktu kau kecil, adalah bola lampu
yang di atas meja ketika kau menjawab surat-surat
yang teratur kau terima dari sebuah Alamat,
adalah jam weker yang berdering
sedang kau bersetubuh, adalah gambar bulan
yang dituding anak kecil itu sambil berkata:
"Ini matahari! Ini matahari!"
Matahari itu? Ia memang di atas sana
supaya selamanya kau menghela
bayang-bayanganmu itu. 

Bintang di Langit Atau Mutiara Di Dasar Laut?


Isteri yang sholihah, dialah yang qanaah.  
Yang tahu hari tak selalu cerah tapi dia tak berubah.
Istri yang sholihah itu tidak harus kaya, kalau pun kaya Alhamdulillah.
Dia juga tidak harus cantik, kalau pun cantik itu hadiah.
 
Isteri yang sholihah itu adalah yang qana'ah, senangnya berada di rumah.  
Keluar rumah hanya untuk belanja atau pergi bersama suaminya.  
Dia tahu bahan makanan telah mengalami kenaikan harga,  
dan tidak menyusahkan suaminya dengan segala tuntutannya.

Ada juga memang wanita yang bekerja di luar rumah, tapi yang sholihah,
dia mau berhenti kerja kalau suaminya memerintahkannya,  
dan tetap bekerja kalau suaminya meridhoinya.

Kau mungkin bingung bagaimana mungkin mendapatkan wanita shalihah
sementara sedari tadi aku terus berkata yang shalihah adalah yang qanaah,
sedangkan qanaah itu tidak tampak di mata.

Yang jelas, nggak usah muluk-muluk cari yang cantik,  
karena yang cantik seperti bintang di langit.  
Mungkin dia mudah ditemukan, bahkan di gelap malam,
tetapi sadarilah dia tak mudah dijangkau tangan.

Ketika itu pun kau mungkin melihatnya berkilauan,  
tetapi sadarilah ketika siang dia menghilang.

Isteri yang sholihah itu seperti mutiara di dasar laut,
tak selalu putih terkadang terbungkus lumut.
Di dalam cangkangnya dia senang berada,  
menjaga diri dan tak mudah digoda.

Kau mungkin harus menyelam untuk menemukannya.  
Tapi kau akan tahu seberharga apa dia ketika kau mendapatkannya.




"Tiada kekayaan yg diambil seorang mukmin setelah takwa kepada Allah yang lebih baik dari istri sholihah.” [Hadits Riwayat Ibn Majah]

  • Ummu Salamah berkata lagi, "Jelaskan ya Rasulullah tentang firmanNya: (bidadari itu) laksana mutiara yang tersimpan baik?" (Al Waqi'ah: 23). Beliau menjawab, "Kebeningannya seperti kebeningan mutiara di kedalaman lautan, tak pernah tersentuh tangan manusia."
(HR. Thabrani, shahih, silisilah ahadits ash shahiihah)

Belajar Dari Alam #2 : Bulan

Bulan adalah satu-satunya satelit alami bumi, dan merupakan satelit alami terbesar kelima di tata surya. Bulan muncul ketika matahari tenggelam. Ia hadir disaat langit mulai gelap. Dengan segenap kemampuannya ia menyinari bumi di malam hari. Walaupun kita mempunyai lampu untuk menyinari malam kita, pernahkah kita berpikir bagaimana seandainya jika bulan tidak hadir menyinari malam kita??
Sama seperti matahari, bulan memberikan apa yang ia miliki untuk kebaikan umat manusia. Tanpa pandang bulu, siapapun mereka, ia menyinarinya. Ketika umat manusia tertidur di malam hari, ia tetap "bekerja" diatas langit. Bulan muncul dalam berbagai wujud. Purnama, sabit, dan lain-lain. Namun apapun wujudnya mereka tetaplah bulan.
Sahabat, apa hikmah yang bisa kita petik dari salah satu ciptaan dari Yang Maha Kuasa ini??
Jadilah pribadi pencerah. Kita sering terjebak dalam suatu kegelapan massal yang membutakan hati-hati kita. Banyak orang mudah naik darah hanya untuk masalah sepele yang mengakibatkan kekeruhan berkepanjangan. Dan kita malah terjebak didalamnya. Kita terikut dan hanyut mengikuti arus. Hati kita ikut gelap dan galau. Sahabat, mengapa kita tidak hadir sebagai pencerah ketika itu??

Lebih baik menjadi lilin ditengah kegelapan, begitulah kata pujangga. Kita tahu keadaan sedang tidak menentu, penuh ketidakpastian, jiwa-jiwa setiap orang sedang gelisah. Maka hadirlah sebagai pencerah, seperti bulan yang bersinar di malam hari. Sinari agar kegelapan itu sirna. Supaya terlihat bercak-bercak hitam yang menempel. Akan terlihat dimana kebenaran. Agar jiwa-jiwa manusia menjadi tenang karena melihat seberkas cahaya telah membuka jalan keluar.

Sahabat, manusia tetaplah manusia. Kaya, miskin, rupawan, jelek, tinggi, pendek, apapun keadaan kita, tetaplah raga-raga ini milik Allah. Jangan sombong, jangan tinggi hati. Apapun keadaan kita saat ini, pada akhirnya kita akan kembali ke dalam tanah. Berdamailah dengan keadaan anda, bersyukurlah dengan apa yang anda miliki. Karena bisa jadi apa yang anda miliki saat ini, begitu bernilai di mata orang lain -padahal tidak terlalu bernilai dihadapan anda-.

Mari kita menjadi sang pencerah yang rendah hati. Merendahlah di ketinggian dan janganlah meninggi di kerendahan. Allah mencintai orang-orang yang ber-amar ma'ruf nahi munkar dan tawadhu. Semoga kita termasuk hamba-hamba yang Ia cintai...
"Tidaklah mungkin bagi matahari mendapatkan bulan dan malam pun tidak dapat mendahului siang. Dan masing-masing beredar pada garis edarnya." (QS Yasin : 40)

"Dan hamba-hamba Tuhan Yang Maha Penyayang itu (ialah) orang-orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata yang baik." (Al Furqon : 63)