Belajar Dari Alam #2 : Bulan

Bulan adalah satu-satunya satelit alami bumi, dan merupakan satelit alami terbesar kelima di tata surya. Bulan muncul ketika matahari tenggelam. Ia hadir disaat langit mulai gelap. Dengan segenap kemampuannya ia menyinari bumi di malam hari. Walaupun kita mempunyai lampu untuk menyinari malam kita, pernahkah kita berpikir bagaimana seandainya jika bulan tidak hadir menyinari malam kita??
Sama seperti matahari, bulan memberikan apa yang ia miliki untuk kebaikan umat manusia. Tanpa pandang bulu, siapapun mereka, ia menyinarinya. Ketika umat manusia tertidur di malam hari, ia tetap "bekerja" diatas langit. Bulan muncul dalam berbagai wujud. Purnama, sabit, dan lain-lain. Namun apapun wujudnya mereka tetaplah bulan.
Sahabat, apa hikmah yang bisa kita petik dari salah satu ciptaan dari Yang Maha Kuasa ini??
Jadilah pribadi pencerah. Kita sering terjebak dalam suatu kegelapan massal yang membutakan hati-hati kita. Banyak orang mudah naik darah hanya untuk masalah sepele yang mengakibatkan kekeruhan berkepanjangan. Dan kita malah terjebak didalamnya. Kita terikut dan hanyut mengikuti arus. Hati kita ikut gelap dan galau. Sahabat, mengapa kita tidak hadir sebagai pencerah ketika itu??

Lebih baik menjadi lilin ditengah kegelapan, begitulah kata pujangga. Kita tahu keadaan sedang tidak menentu, penuh ketidakpastian, jiwa-jiwa setiap orang sedang gelisah. Maka hadirlah sebagai pencerah, seperti bulan yang bersinar di malam hari. Sinari agar kegelapan itu sirna. Supaya terlihat bercak-bercak hitam yang menempel. Akan terlihat dimana kebenaran. Agar jiwa-jiwa manusia menjadi tenang karena melihat seberkas cahaya telah membuka jalan keluar.

Sahabat, manusia tetaplah manusia. Kaya, miskin, rupawan, jelek, tinggi, pendek, apapun keadaan kita, tetaplah raga-raga ini milik Allah. Jangan sombong, jangan tinggi hati. Apapun keadaan kita saat ini, pada akhirnya kita akan kembali ke dalam tanah. Berdamailah dengan keadaan anda, bersyukurlah dengan apa yang anda miliki. Karena bisa jadi apa yang anda miliki saat ini, begitu bernilai di mata orang lain -padahal tidak terlalu bernilai dihadapan anda-.

Mari kita menjadi sang pencerah yang rendah hati. Merendahlah di ketinggian dan janganlah meninggi di kerendahan. Allah mencintai orang-orang yang ber-amar ma'ruf nahi munkar dan tawadhu. Semoga kita termasuk hamba-hamba yang Ia cintai...
"Tidaklah mungkin bagi matahari mendapatkan bulan dan malam pun tidak dapat mendahului siang. Dan masing-masing beredar pada garis edarnya." (QS Yasin : 40)

"Dan hamba-hamba Tuhan Yang Maha Penyayang itu (ialah) orang-orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata yang baik." (Al Furqon : 63)


0 comments: