Oh jalan masih panjang terbentang dihadapan
Tak hanya sekedar dunia
Lihatlah kedepan yang lalu biar berlalu
Jadikan pemicu kalbu
Reff :
Jalan hidup takkan pernah lurus
Pasti ada salah lewati segalanya
Tapi Tuhan tak pernah berhenti
Membuka jendela maaf untuk kita
Tak hanya sekedar dunia
Lihatlah kedepan yang lalu biar berlalu
Jadikan pemicu kalbu
Reff :
Jalan hidup takkan pernah lurus
Pasti ada salah lewati segalanya
Tapi Tuhan tak pernah berhenti
Membuka jendela maaf untuk kita
Kemarin malam saya habiskan waktu saya untuk membaca. Bukan membaca buku, tetapi membaca portal berita, web online, dan blog pribadi orang lain. Hanya sebagai sarana aktualisasi diri aja sih ketika menggunakan internet, daripada cuma buka facebook dan twitter doang. Hitung - hitung juga menggunakan internet secara tepat guna dan mendukung program Depkeminfo pimpinan Pak Tifatul Sembiring (@tifsembiring). Dan siapa tau saya dapat manfaat dari hasil membaca tulisan-tulisan yang berserekan di dunia maya.
Hingga akhirnya saya mendarat disebuah blog milik grup nasyid asal Kota Bandung, Edcoustic. Kalau untuk kalangan anak rohis atau mantan anak rohis, nama grup nasyid ini tidak asing lagi ditelinga. Hits - hits mereka seperti Nantikanku di Batas Waktu, Kamisama, Muhasabah Cinta, dan lain - lain tentunya sangat familiar terdengar. Dan akhirnya saya putuskan untuk mendownload salah satu single terbarunya yang dirilis bulan Ramadhan lalu, Jalan Masih Panjang. Setelah selesai dwonload, saya putar hits ini di playlist mp3 player saya, dan subhanallah... lirik dan nadanya sangat mengena sekali di hati saya.
Mari kita renungkan dari tiap bait lirik nasyid ini...
Oh jalan masih panjang terbentang dihadapan
Tak hanya sekedar dunia
Tak hanya sekedar dunia
Ya jalan yang harus kita lalui masih panjang kawan. Jangan pernah mengira bahwa jalan (baca : hidup) ini pendek. Asumsi seperti ini hanya akan melemahkan dan mengerdilkan diri kita. Masih banyak hal positif yang harus dan bisa kita lakukan untuk meraih cita dan cinta kita. Lalu apakah hanya cita dan cinta dunia saja yang kita kejar?? Tidak kawan. Dunia hanya sementara, akhirat yang abadi. Dunia hanya jadi kebun kita untuk menanam tanaman terbaik yang kelak akan kita nikmati hasilnya di akhirat kelak. "Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka." (QS. Al Baqarah: 201)
Lihatlah kedepan yang lalu biar berlalu
Jadikan pemicu kalbu
Jadikan pemicu kalbu
Mau bergerak maju, lihatlah kedepan. Karena cita, harapan, dan kesuksesan semuanya ada di depan. Tapi bukannya kita punya masa lalu?? Ada masa lalu yang kelam, ada juga masa lalu yang indah. Semuanya sangat sukar untuk dilupakan. Jadi harus kita apakan masa lalu kita?? Berdamailah dengan masa lalu, kemuadian jadikan semuanya pemicu kalbu (baca : diri) untuk terus bergerak meraih apa yang kita inginkan. Masa lalu itu bukan untuk dilupakan, tetapi untuk dijadikan teman untuk mengarungi masa depan agar lebih baik.
Jalan hidup takkan pernah lurus
Pasti ada salah lewati segalanya
Pasti ada salah lewati segalanya
Betul sekali, saya pun juga pernah "salah arah" dalam hidup ini. Kita jangan munafik, setiap - setiap dari diri kita pasti pernah berada di jalan yang seharusnya tidak kita lalui dalam hidup ini. Sekaliber ustadz kondang pun, dulunya ternyata pengguna narkoba. Kawan, jangan bersedih karena kita pernah salah jalan dalam mengarungi samudera kehidupan ini. Justru kita seharusnya bersyukur, karena Allah (pernah) menunjukkan sisi lain yang ada di dunia. Sehingga kita menjadi tahu dan mengerti, mana rute yang harus kita lalui.
Tapi Tuhan tak pernah berhenti
Membuka jendela maaf untuk kita
Membuka jendela maaf untuk kita
Inilah lirik yang paling mengena menurut saya. Sangat dalam, sangat menyentuh hati. Bahkan jika lebih kita jiwai lagi lirik ini, menunjukkan bahwa Allah itu Maha Pemaaf atas segala kesalahan - kesalahan hamba-Nya (kecuali sirik). Ketika kita mendekat kepada-Nya, Dia lebih dekat lagi dari diri kita. Ketika kita menjauh dari-Nya, Dia tetap dekat dengan diri kita. Betapa sayangnya Ia kepada kita. Kawan, Allah saja Maha Memaafkan hamba-Nya. Lalu bagaimana diri kita sebagai manusia?? Mengapa kita masih susah untuk memaafkan kesalahan orang lain kepada diri ini?? Betapa sombongnya kita, betapa angkuhnya kita yang tidak mau memaafkan kekhilafan orang lain, padahal sama - sama tercipta dari tanah.
Alhamdulillah... Setelah mendalami lirik dari nasyid ini, saya pribadi merasa begitu bersalah namun sangat bersemangat. Ya bersalah karena telah banyak menyia - nyiakan nikmat dari-Nya, banyak sekali. Namun seperti lirik di bait terakhir nasyid diatas, Allah akan memaafkan kesalahan kita jika kita mau mengakuinya dan bersungguh - sungguh untuk tidak mengulanginya. Kemudian saya juga sangat bersemangat. Bersemangat menatap hari esok, masa depan. Tidak ada lagi ketakuan dalam diri saya terhadap masa depan. Keyakinan yang dibarengi dengan ikhtiar dan tawakkal akan memudahkan setiap langkah kita untuk menapaki kerasnya hidup ini. Semoga tulisan ini bisa membawa manfaat dan inspirasi bagi setiap yang membacanya...
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment