"Apakah manusia mengira bahwa mereka dibiarkan mengatakan : “Kami telah beriman” sedang mereka tidak diuji lagi? Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang sebelum mereka dan benar- benar Allah mangetahui orang-orang yang benar dan mengetahui pula orang- orang yang dusta." (QS Al Ankabut 29 : 2-3)
Apa yang terbayang dalam pikiran anda ketika mendengar kata musibah atau cobaan? Mungkin mayoritas akan menjawab pedih, suram, kesal, emosi tinggi, gelap, dan lainnya. Pada dasarnya memang tidak ada satu pun manusia di muka bumi ini yang ingin ditimpakan musibah. Pengennya selalu dapat anugerah, harta banyak, suami cakep, istri cantik, rumah mewah, mobil automatic. Pengennya selalu yang manis, jangan asem apalagi pahit. Pengennya berhasil, jangan gagal apalagi buntu. Tapi.. Jangan harap 'pengen-pengen' yang saya tulis tadi selalu terwujud dalam hidup kita. Because life is never flat bro and sis...
“(Allah Subhanahu Wa Ta’ala) Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalannya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.” (QS. Al-Mulk: 2)
Kita tidak akan pernah tau dibalik sisi gambar burung garuda pada uang logam seratus rupiah ada gambar burung kakaktua raja jika kita tidak melihat sisi lainnya. Handphone jika kita lihat dari bagian depannya hanya ada layar dan keypad. Kita tidak tau apakah handphone tersebut mempunyai kamera atau tidak. Tapi kita akan tau jika kita melihat bagian belakang handphone tersebut. Sama seperti ketika kita mendapatkan musibah atau cobaan. Pernahkah kita melihat musibah dari perspektif yang lain? Kebanyakan dari kita hanya melihat musibah dari satu sisi, yaitu sisi negatif!
“Sesungguhnya besarnya pahala sebanding dengan besarnya cobaan (musibah), dan sesungguhnya apabila Allah Subhanahu Wa Ta’ala mencintai suatu kaum, maka Dia akan memberikan cobaan kepada mereka, maka barangsiapa ridha, maka baginya keridhaan dari (Allah Subhanahu Wa Ta’ala) dan barangsiapa yang benci, maka baginya kebencian dari (Allah Subhanahu Wa Ta’ala).” (HR. at-Tirmidzi dan Ibnu Majah).
Allah memberikan apapun kepada kita ya suka - suka Allah. Kita tidak bisa protes, kita tidak bisa menghindar. Yang hanya bisa kita lakukan adalah menghadapi dan menjalaninya. Pernahkah kita berpikir sejenak, merenungkan dari apapun yang telah diberikan Allah kepada kita? Baik itu anugerah, rezeki, maupun musibah. Ternyata semuanya seperti uang logam yang memiliki dua sisi atau seperti handphone, ada bagian depan, ada bagian belakang. Oke kita akan berfokus bagaimana kita menyikapi suatu musibah atau cobaan.
"Jika mereka ditimpa musibah, mereka berkata sesungguhnya kami ini milik Allah dan akan kembali kepada-Nya" (QS Al Baqoroh : 165)
Musibah akan menguatkan diri kita. Tanamkan kata - kata tersebut dalam diri kita masing - masing. Inilah perspektif yang jarang kita lihat ketika mendapatkan musibah. Mengapa? Ketahuilah bahwa tidak ada musibah yang Allah timpakan kepada hamba - Nya, melainkan Allah telah menakar kadar musibah tersebut sesuai dengan kadar kemampuan hamba - Nya. Anggaplah setiap musibah itu sebagai obat untuk menyembuhkan penyakit di diri kita. Penyakit sombong karena harta berlimpah, diberikanlah obatnya harta tersebut dicuri maling.
“Tidaklah seorang mukmin tertimpa penyakit, cobaan, kesusahan, kecemasan, dan kesedihan, bahkan sampai duri yang menusuknya, melainkan dengannya Allah Subhanahu Wa Ta’ala menghapuskan dosa-dosanya.” (Muttafaq ‘Alaih)
Ditimpa musibah juga merupakan cara lain dari Allah mengungkapkan rasa sayang kepada hamba - Nya. Ada kesalahan atau dosa yang hanya bisa diampuni dengan cara "ditebus" musibah. Bersyukurlah... Dengan begitu terhapuslah dosa kita. Coba kalau tidak ditimpakan musibah? Tidak akan hilang - hilang dosa itu, bahkan cenderung bertambah. Jadi marilah kita melihat segala sesuatu dari berbagai cara pandang. Stop melihat dari sisi negatif, alihkan ke sisi positif. Yakinlah hanya dengan musibah kita akan menjadi kuat dan menambah kapasitas kesabaran dalam diri kita. Jika kita bisa menghadapi dan melaluinya, hanya ridho Allah - lah yang akan kita petik. Dan sebagai penutup, inilah janji Allah... Inilah perkataan Allah... Yang pasti, tidak dusta dan benar adanya. Sebuah ayat motivasi untuk diri kita...
“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya”. (QS : Al Baqoroh 2 : 286)
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment