Oleh : Redaksi Swaramuslim, 19 Dec 2008 - 3:30 am
Konser MTV Staying Alive yang digelar di Senayan, Jakarta, pekan ini dipadati oleh sekitar 170 ribu penonton. Mereka berdesak-desakan hanya untuk menyaksikan aksi penyanyi idola mereka di atas panggung. Namun Anehnya, Mereka harus membeli kondom untuk. Penyelenggara menganjurkan Sex Bebas Terhadap anak muda ?
Bukan itu saja, para penonton yang kebanyakan remaja itu bergaya ala grup band idola mereka, seperti berpakaian The Changcuters dengan celana super ketat atau ala Steven & The Coconut Treez dengan baju reggae Bob Marley.
Para penonton yang datang dari wilayah Jakarta, Depok, Bogor, Tangerang, Bekasi, dan Serang itu mengaku menyaksikan konser ini hanya sekadar having fun dalam mengisi hari libur.
Panggung yang digelar oleh MTV dan Global TV ini menghadirkan para artis dan grup band papan atas negeri. Para penghibur itu, di antaranya grup band GIGI, Letto, Kerispatih, Samsons, The Titans, The Changcuters, Steven & Coconut Treez, Afgan, Saint Loco, d'Masiv, J-Rock, dan The Rocks.
Sementara itu untuk bisa mendapatkan tiket konser ini penyelenggara menawarkan tiga alternatif bagi calon penonton, yakni membeli majalah Teens, koran Sindo, atau dua pak kondom untuk usia 18 tahun ke atas seharga Rp 10 ribu. Namun, penjualan kondom secara bebas ini diprotes oleh banyak penonton karena dinilai merupakan upaya menghalalkan seks bebas. ''Ini sih secara tidak langsung mengajari kita untuk 'bergaul bebas','' ujar seorang penonton
Namun, Head of Media Relation Global TV, Yasmine, membantah hal itu. Menurutnya, penjualan kondom sebagai tiket masuk hanyalah sebagai pelengkap atau alternatif lain.
''Membeli kondom hanya sebagai pelengkap, kami tidak mengharuskan. Tujuan kita hanya sebagai seks education, kita berusaha menyosialisasikan bahwa cara menanggulangi HIV/AIDS itu bisa menggunakan kondom. Daripada mereka kena, mending pake kondom,'' paparnya.
Banyak pihak mempromosikan agar memakai kondom sebelum melakukan hubungan seksual agar terhindar AIDS dan HIV. Yang di pertanyakan, pakai kondom sebelum melakukan hubungan seksual dengan siapa ? PSK ? Pacar ? Selingkuhan ? Jawabannya pasti di pakai mereka yang doyan Jajan diluar.
Di Surabaya, diadakan pembagian bra (BH), celana dalam dan kondom untuk untuk para PSK. Komisi Penanggulangan HIV/AIDS (KPA) Kota Palembang, membagikan kondom untuk perempuan sebanyak 1.000 sedangkan untuk laki-laki 17.000 buah kondom. Di Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, 1.000 kondom dibagikan gratis.
Setiap 1 Desember di seluruh negara diperingati Hari AIDS. Termasuk di Indonesia. Macam-macam bentuk dan cara memperingatinya. Seakan tidak mau ketinggalan, hampir seluruh lapisan masyarakat, dari pekerja seks komersil (PSK), aktivis LSM, pelajar sekolah, mahasiswa, masyarakat biasa hingga pemerintahan memperingatinya.
Slogan yang sering di pakai adalah, Gunakan Kondom. Slogannya bagus tapi apa ngak akan menimbulkan persepsi lain di kalangan masyarakat luas ? seolah - olah kita melegalkan yang namanya "PERILAKU SEX BEBAS" cukup dengan catatan memakai Kondom.
Anehnya lagi disurabaya, diadakan pembagian bra (BH), celana dalam dan kondom untuk untuk para PSK. Hal senada juga dilakukan Komisi Penanggulangan HIV/AIDS (KPA) Kota Palembang, yakni membagikan kondom untuk perempuan sebanyak 1.000 sedangkan untuk laki-laki 17.000 buah kondom. Di Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, yaitu membagikan 1.000 kondom gratis.
Di Jakarta tidak hanya sekedar pembagian kondom, melainkan diadakan Pekan Kondom Nasional. Yang mempuyai hajat tersebut adalah Komisi Penanggulangan AIDS (KPA). Acara tersebut juga dibarengi Konferensi Kondom dengan tema Gunakan Kondom dan Selamatkan Banyak Jiwa.
Menanggapi peringatan hari AIDS dengan pembagian kondom, Psikolog Elly Risman, sangat tidak setuju. Menurutnya, pembagian kondom itu termasuk bentuk pembodohan dan memberikan pemahaman yang salah terhadap solusi pemberantasan HIV/AIDS. Karena dengan pembagian kondom praktek free sex justru semakin bertambah subur.
Lihat saja, dengan pembagian kondom, masyarakat akan berfikir, nge-seks boleh asal pake kondom, katanya kepada hidayatullah.com. Memakai kondom itupun hanya berapa kali, selebihnya kan nggak mungkin setiap kali main kan, katanya. Menurut Elly, pembagian kondom juga tidak efektif, sebab penularanya virus AIDS lewat hubungan seks, tapi kenapa diperbolehkan.
Tidak bisa dimungkiri, berkat aksi pembagian kondom tersebut, menurutnya membentuk mindset (gaya berfikir) yang salah di otak remaja. Kini remaja menjadi lebih permisif terhadap free sex, coba lihat ungkapan mereka, �hari gene masih virgin, capek deh!�. Hal itu sangat disayangkan Risman, ketika sedang sibuk menumbuhkan awarness dampak negatif tekhnologi di dunia cyber, malah disuburkan dengan pembagian kondom.
Namun sayang, menurut Elly hal tersebut belum menjadi persoalan serius bagi pemerintah, terutama di level Depag, Diknas, Menag dan BKKBN.
Solusi yang selalu diangkat hanya di hilir; tidak di hulu, Pengasuh Konsultasi Anak dan Keluarga di Yayasan Kita dan Buah Hati ini.
Menurutnya, saat ini jarang sekali elemen yang mau berteriak lantang. Jika ada sangat sangat sedikit jumlahnya. Gaungnya pun menjadi tidak sekeras mereka pengusung kondomisasi.
Solusi yang tepat menurut Elly adalah mulai dari diri sendiri, keluarga, lingkungan (familii dan tentangga). Dan yang lebih penting, adalah peran orangtua. Jangan sampai, anaknya terjerumus ke dalam free sex. Orangtua dan keluarga harus mengajarkan anak-anak mereka untuk tidak melakukan tindakan seks bebas melalui pendidikan agama. Bukan dengan bagi-bagi kondom secara gratis.
Fadil Wimala Says:
ckckck..
bagaimana nasib bangsa ini.. :(
Posted on December 26, 2008 at 2:08 PM
Ade Fahrizal Says:
ya begitulah...
mereka pikir dgn bagi2 kondom dapat mengatasi masalah aids...??
Posted on December 26, 2008 at 4:23 PM